Senin, 01 Juli 2013

Dimensi Kemanusiaan



1.      Dimensi-Dimensi Kepribadian
Manusia memiliki karakteristik yang membedakannya dengan hewan, manusia juga memiiki dimensi yang bersifat unik, potensial, dan dinamis.
Ada 4 (empat) macam dimensi manusia :

1. Dimensi Keindividualan
                  · Banyak ahli berpendapat tentang individu :
·         Ø Lysen mengertikan individu sebagai “orang seorang”, sesuatu yang merupakan kebutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in divide).
·         Ø Langeveld M.J (1995), mengertikan tidak ada individu yang identik dimuka bumi walaupun berasal dari satu sel. Setiap orang memiliki individualitas.
                  · Kecendrungan perbedaan ini sudah berkembang sejak usia dini. Selanjutnya berkembang bahwa setiap anak memiliki pilihan, sikap kemampuan, bakat minat yang berbeda.
                  · Keberadaan tersebut bersifat potensial perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidikan juka tidak ia akan laten dalam pembentukan kepribadian yang bersifat unik dalam menentukan dirinya sendiri.

2. Dimensi Kesosialan
                  · Manusia disamping sebagai mahluk individual, dia juga mahluk sosial. Socrates mengatakan manusia adalah “Zoon Politicon” (Mahluk/hewan yang bermasyarakat).
         · Dimensi kesosialan pada manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul manusia tidak dapat hidup seorang diri (terisolir). Manusia hanya akan menjadi manusia jika berada di antara manusia. Individualitas manusia terbentuk melalui proses interaksi (pendidikan).

3. Dimensi Kesusilaan
                  · Manusia adalah mahluk susila. Dritarkara mengatakan manusia susila, yaitu manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan mewujudkan dalam perbuatan.
         · Nilai-nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia, mengandung makna kebaikan, keluhuran kemuliaan dan dijadikan pedoman hidup.
         · Pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesediaan memikil kewajiban disamping hak.

4. Dimensi Keberagaman
      · Manusia adalah mahluk religius. Sejak zaman dahulu nenek moyang manusiameyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Untuk mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan kekuatan tersebut ditempuh dengan ritual agama.
                  · Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah mahluk yang lemah memerlukan tempat bertopang demi keselamatan hidupnya. Agama sebagai sandaran vertikal manusia.
                  · Penanaman sikap dan kebiasaan beragama dimulai sedini mungkin, yang melaksanakan dikeluarga dan dilanjutkan melalui pemberian pendidikan agama di sekolah.

2. a. Secara orizontal adalah hubungan kita dengan sang pencipta yaitu Allah SWT. Kita harus melakukan apa yang diperintahkan Nya dan menjauhi bahkan meninggalkan apa yang di larang Nya. Jika seorang calon guru tidak melaksanakan pengembangan secara orizontal akan mengakibatkan rusaknya generasi muda, karena siswa itu sendiri selain melakukan apa yg d tugaskan oleh orang tuanya dia juga akan melakukan apa yang d perintah oleh gurunya, jikalau saja seorang guru tidak melaksanakan pengembangan secara orizontal otomatis dia juga tidak akan mengajarkan kepada siswanya tentang itu, karena tidak d bekali dengan ilmu agama maka siswa akan melakukan tindakan yang buruk, karena siswa tidak mengetahui apa yang diperintah dan apa yang dilarang oleh agama.
Contoh :
            Ada seorang siswa, yang mana dia ingin sekali pergi nonton bersama teman-temannya, tapi orang tuanya tidak mengizinkan karna itu merupakan pekerjaan yang sia-sia dan menghabiskan waktu, orang tunya akan mengizinkannya jika dia keluar untuk belajar saja, karena orang tuanya punya aturan seperti itu dan si siswa sangat ingin pergi menonton maka siswa ini membohongi orang tunya, dalam agama berbohong itu adalah hal yang di larang dan mendapatkan dosa, tapi karna sang siswa tidak tahu karena tidah ada yang memberi tahunya maka dia  melakukannya.
Nah itu lah akibat yang akan ditimbulkan jika seorang guru tidak melaksanakan pengembangan secara orizontal. Ini hanya contoh yang kecil. Bayangkan saja apa yang akan terjadi jika siswa tidak mengetahui hubungannya dengan sang pencipta.
b. vertikal adalah hubungan manusia dengan manusia. Setiap manusia adalah saudara, kita saling menyayangi, tolong menolong dan saling ingat mengingatkan antara yang satu dengan yang lainnya. Jika seorang calon guru tidak melaksanakan pengembangan secara vertikal akan membuat hilangnya rasa solidaritas yang dimiliki oleh seorang anak.
Contoh :
            Ada seorang siswa yang temannya kekurangan uang untuk makan, temannya sangat lapar, sedangkan dia memiliki uang yang berlebih. Tapi karena tidak mengetahui dia hanya cuek, rasa solidaritasnya hilang karena dia tidak pernah d anjarkan tentang itu.
Nah itulah akibat yang akan ditimbulkan jika seorang guru tidak melaksanakan pengembangan secara vertikal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang membengun sangat dibutuhkan,
dilarang menggunakan kata-kata kasar.